Saturday, November 17, 2007
Tentang Logo PERTAMINA
SABTU pekan kemarin, bertepatan dengan ulang tahun ke-48 Pertamina, dengan sukacita Widya Purnama membuka selubung logo anyar yang menempel di Gedung Pertamina. Logo lama bergambar dua kuda laut memeluk bintang kuning diganti dengan simbol baru berbentuk huruf P.Soal makna, keduanya sama-sama hebat. Pada logo lama yang sudah berumur 35 tahun, bintang digambarkan sebagai kekuatan dalam melaksanakan tugas nasional. Sedangkan kuda laut berarti fosil minyak yang mengandung daya ekonomi besar. Karena sudah begitu terkenal, sampai-sampai Pertamina sering disebut BUMN ''kuda laut''.Sementara pada logo baru, huruf P-nya lancip bagaikan panah. ''Artinya, kita akan melesat ke depan menjadi perusahaan dunia,'' kata Abadi Purnomo, Kepala Hubungan Masyarakat Pertamina. Huruf P yang terdiri dari tiga potongan bidang itu punya tiga warna.Warna biru melambangkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab. Hijau artinya berwawasan lingkungan. Sedangkan merah melambangkan keuletan, ketegasan, dan keberanian menghadapi kesulitan. ''Warna yang dipilih juga warna trendi karena bukan warna dasar,'' katanya.Penggantian logo itu penuh dengan kritikan. Anggota DPR dari Komisi VII, Agusman Effendi, merasa tidak cocok. "Pertamina dalam kondisi seperti saat ini sebaiknya tidak membuang-buang uang," ujarnya.Tapi, seperti biasanya, Widya Purnama menanggapi serangan dengan cuek. Usulan ganti logo sudah diproses sejak tahun lalu. Widya menilai citra Pertamina selayaknya diperbaiki. ''Di sektor hilir, Pertamina akan bersaing dengan perusahaan asing seperti Petronas, Shell, '' katanya.Pemerintah sudah memutuskan, per Januari 2006, penjualan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang selama ini menjadi tanggung jawab Pertamina akan diberikan pula kepada perusahaan lain. Dengan demikian, Pertamina mesti bersaing dengan perusahaan asing dan lokal yang masuk di bisnis eceran minyak.Padahal, selama ini sering ada lelucon yang merugikan Pertamina. Kalau melihat logo Pertamina di SPBU, para pemilik mobil waswas, penunjuk pengeluaran BBM-nya dimanipulasi. ''Wah, bensin gue malah disedot kuda laut,'' kata Widya sambil bergurau. Meski ejekan kecil-kecil, itu mengurangi nama baik Pertamina. Di pihak lain, logo perusahaan lain tampil modern.Untuk membuat logo baru, Pertamina mengeluarkan US$ 225.000 untuk 30 aplikasi. Mulai desain logo kantor pusat, surat, map, kartu nama, stasiun pengisian bahan bakar, hingga truk pengangkut bensin. Pertamina mengaku tidak mengeluarkan biaya khusus untuk sosialisasi logo baru, baik ke kalangan internal maupun eksternal. ''Sosialisasi eksternal bersamaan dengan iklan produk,'' kata Abadi Purnomo. Perubahan logo ini diharapkan dapat memacu kinerja, sehingga pendapatan Pertamina bisa naik 30% pada 2006.Logo dibuat oleh Landor, perusahaan di San Francisco, Amerika. Landor sudah berpengalaman 60 tahun lebih. Perusahaan ini juga mengubah beberapa logo perusahaan dalam negeri, seperti BNI dan Indosat.Juli tahun lalu, BNI mengubah logo dengan menghilangkan simbol perahu layar. "Tampilan logo baru membuat kita lebih percaya diri," ujar Sigit Pramono, Dirut BNI. Sejak diterpa mega-skandal pembobolan bank Rp 1,7 trilyun, citra BNI di masyarakat melorot.Sigit, yang juga pernah mengubah logo BII, merasa perlu mengganti lambang BNI. "Simbolisasi merupakan perubahan yang kasatmata," kata alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, itu. Ada 33 item BNI yang dirancang ulang, termasuk tampilan kartu ATM, backdrop, tampilan iklan, tampilan kop surat, formulir, hingga kartu nama. Biaya totalnya US$ 280.000.Sigit ogah menghubung-hubungkan perubahan logo dengan kenaikan laba. "Sangat naif jika dihubung-hubungkan," ujarnya. Perubahan logo akan meningkatkan keuntungan jika dibarengi usaha lain.Beberapa perusahaan Indonesia yang belakangan mengganti logo antara lain Indosat, BII, Danamon, Bulog, dan Kustodian Sentral Efek Indonesia. Marketing Research Indonesia (MRI) pernah mengukur pengaruh logo pada persepsi masyarakat.Survei MRI 2004 meneliti pengaruh perubahan logo bank kepada nasabah. Survei dilakukan terhadap 623 nasabah kelas A+ di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Hasilnya, tingkat pengenalan tertinggi pada BNI. Sedangkan perubahan logo BII paling kurang diketahui oleh nasabah. Salah satu alasannya, perubahan logo BNI terbilang baru saat survei dilakukan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment